SENYAWA HIDROKARBON

SENYAWA HIDROKARBON

Disebut Hidrokarbon : mengandung unsur C dan H
Terdiri dari :
1. Alkana (CnH2n+2)
2. Alkena (CnH2n)
3. Alkuna (CnH2n-2)

ALKANA
 Hidrokarbon jenuh (alkana rantai lurus dan siklo/cincin alkana)
 Disebut golongan parafin : affinitas kecil (=sedikit gaya gabung)
 Sukar bereaksi
 C1 – C4 : pada t dan p normal adalah gas
 C4 – C17 : pada t dan p normal adalah cair
 C18 : pada t dan p normal adalah padat
 Titik didih makin tinggi : terhadap penambahan unsur C
 Jumlah atom C sama : yang bercabang mempunyai TD rendah
 Kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar
 BJ naik dengan penambahan jumlah unsur C
 Sumber utama gas alam dan petroleum

Struktur ALKANA :
CnH2n+2 CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 (heksana)




sikloheksana

PEMBUATAN ALKANA :
 Hidrogenasi senyawa Alkena
 Reduksi Alkil Halida
 Reduksi metal dan asam

PENGGUNAAN ALKANA :
Metana : zat bakar, sintesis, dan carbon black (tinta,cat,semir,ban)
Propana, Butana, Isobutana : zat bakar LPG (Liquified Petrolium Gases)
Pentana, Heksana, Heptana : sebagai pelarut pada sintesis

Fraksi tertentu dari Destilasi langsung Minyak Bumi/mentah
TD (oC) Jumlah C Nama Penggunaan
< 30 1 - 4 Fraksi gas Bahab bakar gas
30 - 180 5 -10 Bensin Bahan bakar mobil
180 - 230 11 - 12 Minyak tanah Bahan bakar memasak
230 - 305 13 - 17 Minyak gas ringan Bahan bakar diesel
305 - 405 18 - 25 Minyak gas berat Bahan bakar pemanas

Sisa destilasi :
1. Minyak mudah menguap, minyak pelumas, lilin dan vaselin
2. Bahan yang tidak mudah menguap, aspal dan kokas dari minyak bumi

ALKENA
 Hidrokarbon tak jenuh ikatan rangkap dua
 Alkena = olefin (pembentuk minyak)
 Sifat fisiologis lebih aktif (sbg obat tidur) : 2-metil-2-butena
 Sifat sama dengan Alkana, tapi lebih reaktif

Struktur ALKENA :
CnH2n CH3-CH2-CH=CH2 (1-butena)

ETENA = ETILENA = CH2=CH2
 Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif dalam udara (pada konsentrasi 3 – 34 %)
 Terdapat dalam gas batu bara biasa pada proses “cracking”
 Pembuatan : pengawahidratan etanaol

PENGGUNAAN ETENA :
 Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)
 Untuk memasakkan buah-buahan
 Sintesis zat lain (gas alam, minyak bumi, etanol)

PEMBUATAN ALKENA :
 Dehidrohalogenasi alkil halida
 Dehidrasi alkohol
 Dehalogenasi dihalida
 Reduksi alkuna

ALKUNA
Hidrokarbon tak jenuh mempunyai ikatan rangkap tiga
Sifat-sifatnya menyerupai alkena, tetapi lebih reaktif

Struktur ALKUNA :
CnH2n-2 CH=CH (etuna/asetilen)

ETUNA = ASETILEN => CH=CH
1. Pembuatan : CaC2 + H2O ------> C2H2 + Ca(OH)2
2. Sifat-sifat :
 Suatu senyawaan endoterm, maka mudah meledak
 Suatu gas, tak berwarna, baunya khas
3. Penggunaan etuna :
 Pada pengelasan : dibakar dengan O2 memberi suhu yang tinggi (+- 3000oC), dipakai
untuk mengelas besi dan baja
 Untuk penerangan
 Untuk sintesis senyawa lain

PEMBUATAN ALKUNA
 Dehidrohalogenasi alkil halida
 Reaksi metal asetilida dengan alkil halida primer

SENYAWA AROMATIK
 Senyawa alifatis : turunan metana
 Senyawa aromatis : turunan benzen (simbol Ar = aril)
 Permulaan abad ke-19 ditemukan senyawa-senyawa organik yang mempunyai bau (aroma)
yang karakteristik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (damar benzoin, cumarin, asam
sinamat dll)

BENZEN = C6H6
 Senyawa aromatis yang paling sederhana
 Berasal dari batu bara dan minyak bumi
 Sifat fisika : cairan, td. 80oC, tak berwarna, tak larut dalam air, larut dalam kebanyakan
pelarut organik, mudah terbakar dengan nyala yang berjelaga dan berwarna (karena kadar
C tinggi)

Pengunaan Benzen :
 Dahulu sebagai bahan bakar motor
 Pelarut untuk banyak zat
 Sintesis : stirena, fenol, nilon, anilin, isopropil benzen, detergen, insektisida, anhidrida asam maleat, dsb

ALKIL HALIDA
 Senyawa alkil halida merupakan senyawa hidrokarbon baik jenuh maupun tak jenuh yang satu unsur H-nya atau lebih digantikan oleh unsur halogen (X =Br, Cl,I)
 Alkil halida = haloalkana = RX struktur primer, sekunder, tersier
 Aril halida = ArX = senyawa halogen organik aromatic

Sifat fisika Alkil Halida :
 Mempunyai TD lebih tinggi dari pada TD Alkana dengan jumlah unsur C yang sama.
 Tidak larut dalam air, tapi larut dalam pelarut organik tertentu.
 Senyawa-senyawa bromo, iodo dan polikloro lebih berat dari pada air.

Struktur Alkil Halida :
R-X (X=Br, Cl, I)

CH3-CH2-CH2-CH2-Cl (CH3)2CH-Br (CH3)3C-Br
Primer sekunder tersier

PEMBUATAN ALKIL HALIDA :
 Dari alkohol
 Halogenasi
 Adisi hidrogen halida dari alkena
 Adisi halogen dari alkena dan alkuna

PENGGUNAAN ALKIL HALIDA :
 Kloroform (CHCl3) : pelarut untuk lemak, obat bius (dibubuhi etanol, disimpan dalam botol
coklat, diisi sampai penuh).
 Tetraklorometana = karbontetraklorida (CCl4) : pelarut untuk lemak, alat pemadam
kebakaran (Pyrene, TD rendah 77oC, uapnya berat.
 Freon (Freon 12 = CCl2F2, Freon 22 = CHCl2F) : pendingin lemari es, alat “air conditioner”,
sebagai propellant (penyebar) kosmetik, insektisida, dsb.

ALKOHOL
 Alkohol : tersusun dari unsur C, H, dan O
 Struktur alkohol : R-OH primer, sekunder dan tersier

Sifat fisika alkohol :
 TD alkohol > TD alkena dengan jumlah unsur C yang sama (etanol = 78oC, etena =-88,6oC)
 Umumnya membentuk ikatan hidrogen
 Berat jenis alkohol > BJ alkena
 Alkohol rantai pendek (metanol, etanol) larut dalam air (=polar)

Struktur Alkohol : R - OH
R-CH2-OH (R)2CH-OH (R)3C-OH
Primer sekunder tersier

PEMBUATAN ALKOHOL :
 Oksi mercurasi – demercurasi
 Hidroborasi – oksidasi
 Sintesis Grignard
 Hidrolisis alkil halide

PENGGUNAAN ALKOHOL :
 Metanol : pelarut, antifreeze radiator mobil, sintesis formaldehid,metilamina,metilklorida,metilsalisilat, dll
 Etanol : minuman beralkohol, larutan 70 % sebagai antiseptik, sebagai pengawet, dan sintesis eter, koloroform, dll

FENOL
 Fenol : mengandung gugus benzen dan hidroksi
 Mempunyai sifat asam
 Mudah dioksidasi
 Mempunyai sifat antiseptik
 Penggunaan sbg antiseptikum dan sintesis

ETER
 Eter : isomer atau turunan dari alkohol (unsur H pada OH diganti oleh alkil atau aril)
 Eter : mengandung unsur C, H, dan O

Sifat fisika eter :
 Senyawa eter rantai C pendek berupa cair pada suhu kamar dan TD nya naik dengan
penambahan unsur C.
 Eter rantai C pendek medah larut dalam air, eter dengan rantai panjang sulit larut dalam air
dan larut dalam pelarut organik.
 Mudah terbakar
 Unsur C yang sama TD eter > TD alkana dan < TD alkohol (metil, n-pentil eter 100oC,
n-heptana 98oC, heksil alkohol 157oC).

Struktur eter :
R – O – R CH3-CH2-O-CH2-CH3 (dietil eter)
CH3-CH2-O-C6H5 (fenil etil eter)

PEMBUATAN ETER :
Sintesis Williamson
Alkoksi mercurasi – demercurasi

PENGGUNAAN ETER :
 Dietil eter : sbg obat bius umum, pelarut dari minyak, dsb.
 Eter-eter tak jenuh : pada opersi singkat : ilmu kedokteran gigi dan ilmu kebidanan.

AMINA
 Senyawa organik bersifat basa lemah, dibanding air lebih basa.
 Jumlah unsur C kecil sangat mudah larut dalam air.

Sifat fisika Amina :
 Suku-suku rendah berbentuk gas.
 Tak berwarna, berbau amoniak, berbau ikan.
 Mudah larut dalam air
 Amina yang lebih tinggi berbentuk cair/padat.
 Kelarutan dalam air berkurang dengan naiknya BM.

Struktur amina :
R-NH2, (R)2NH, (R)3N =primer, sekunder, tersier

CH3-CH2-CH2-CH2-NH2 (CH3)2NH (CH3)3N
Primer sekunder tersier

Struktur Amina berdasarkan rantai gugus alkil/aril :
 Amina aromatis
 Amina alifatis
 Amina siklis
 Amina campuran

PEMBUATAN AMINA :
 Reduksi senyawa nitro
 Reaksi alkil halida dengan amonia dan amina

PENGGUNAAN AMINA :
 Sebagai katalisator
 Dimetil amina : pelarut, absorben gas alam, pencepat vulkanisasi, membuat sabun, dll.
 Trimetil amina : suatu penarik serangga.

ALDEHID
 Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung gugus karbonil (C=O) yang terikat pada
sebuah atau dua buah unsur hidrogen.
 Aldehid berasal dari “ alkohol dehidrogenatum “ (cara sintesisnya).
 Sifat-sifat kimia aldehid dan keton umumnya serupa, hanya berbeda dalam derajatnya.
Unsur C kecil larut dalam air (berkurang + C).
 Merupakan senyawa polar, TD aldehid > senyawa non polar
 Sifat fisika formaldehid : suatu gas yang baunya sangat merangsang
 Akrolein = propanal = CH2=CH-CHO : cairan, baunya tajam, sangat reaktif.

FORMALDEHID = METANAL = H-CHO
 Sifat-sifat : satu-satunya aldehid yang berbentuk gas pada suhu kamar, tak berwarna,
baunya tajam, larutanya dalam H2O dari 40 % disebut formalin.
 Penggunaan : sebagai desinfektans, mengeraskan protein (mengawetkan contoh-contoh
biologik), membuat damar buatan.

Struktur Aldehid :
R – CHO

PEMBUATAN ALDEHID :
 Oksidasi dari alkohol primer
 Oksidasi dari metilbenzen
 Reduksi dari asam klorida

KETON
 Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil (C=O) terikat
pada dua gugus alkil, dua gugus aril atau sebuah alkil dan sebuah aril.
 Sifat-sifat sama dengan aldehid.

PROPANON = DIMETIL KETON = ASETON = (CH3)2-C=O
 Sifat : cairan tak berwarna, mudah menguap, pelarut yang baik.
 Penggunaan : sebagai pelarut

ASETOFENON = METIL FENIL KETON
 Sifat : berhablur, tak berwarna
 Penggunaan : sebagai hipnotik, sebagai fenasil klorida (kloroasetofenon) dipakai sebagai gas
air mata

Struktur :
(R)2-C=O

PEMBUATAN KETON :
 Oksidasi dari alkohol sekunder
 Asilasi Friedel-Craft
 Reaksi asam klorida dengan organologam

ASAM KARBOKSILAT
 Mengandung gugus COOH yang terikat pada gugus alkil (R-COOH) maupun gugus aril
(Ar-COOH)
 Kelarutan sama dengan alkohol
 Asam dengan jumlah C 1 – 4 : larut dalam air
 Asam dengan jumlah C = 5 : sukar larut dalam air
 Asam dengan jumlah C > 6 : tidak larut dalam air
 Larut dalam pelarut organik seperti eter, alkohol, dan benzen
 TD asam karboksilat > TD alkohol dengan jumlah C sama.

Struktur Asam Karboksilat :
R – COOH dan Ar – COOH

CH3-CH2-CH2-CH2-COOH : Asam Valerat
CH3-COOH : Asam Asetat

ASAM FORMAT = HCOOH
 Sifat fisika : cairan, tak berwarna, merusak kulit, berbau tajam, larut dalam H2O dengan
sempurna.
 Penggunaan : untuk koagulasi lateks, penyamakkan kulit, industri tekstil, dan fungisida.

ASAM ASETAT = CH3-COOH
 Sifat : cair, TL 17oC, TD 118oC, larut dalam H2O dengan sempurna
 Penggunaan : sintesis anhidrat asam asetat, ester, garam, zat warna, zat wangi, bahan
farmasi, plastik, serat buatan, selulosa dan sebagai penambah makanan.

PEMBUATAN ASAM KARBOKSILAT
 Oksidasi alkohol primer
 Oksidasi alkil benzen
 Carbonasi Reagen Grignard
 Hidrolisin nitril

AMIDA
 Amida adalah turunan asam karboksilat, dimana gugus –OH digan-ti dengan –NH2 atau
amoniak, dimana 1 H diganti dengan asil.
 Sifat fisika : zat padat kecuali formamida yang berbentuk cair, tak berwarna, suku-suku
yang rendah larut dalam air, bereaksi kira-kira netral.

Struktur Amida :
R – CONH2

PEMBUATAN AMIDA :
 Reaksi asam karboksilat dengan amoniak
 Garam amoniumamida dipanaskan
 Reaksi anhidrid asam dengan amponiak

PENGGUNAAN AMIDA :
 Formamida berbentuk cair, sebagai pelarut.
 Untuk identifikasi asam yang berbentuk cair.
 Untuk sintesis nilon, dsb.

ESTER
 Ester adalah turunan asam karboksilat, dimana gugus H pada –OH diganti dengan gugus R.
 Sifat fisika : berbentuk cair atau padat, tak berwarna, sedikit larut dalm H2O, kebanyakan mempunyai bau yang khas dan banyak terdapat di alam.

Struktut ester :
R – COOR

PEMBUATAN ESTER :
 Reaksi alkohol dan asam karboksilat
 Reaksi asam klorida atau anhidrida

PENGGUNAAN ESTER :
 Sebagai pelarut, butil asetat (pelarut dalam industri cat).
 Sebagai zat wangi dan sari wangi.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

STOIKIOMETRI LARUTAN


STOIKIOMETRI LARUTAN
A. PERSAMAAN ION
Suatu cara pemaparan reaksi kimia yang melibatkan larutan elektrolit disebut persamaan ion. Dalam persamaan ion, zat elektrolit kuat dituliskan sebagai ion-ionnya yang terpisah, sedangkan elektrolit lemah, gas, dan zat padat tetap ditulis sebagai molekul atau senyawa netral tak terionkan.
contoh soal
Tulislah reaksi rumus dan reaksi ion untuk reaksi ;
karbon dioksida dengan larutan natrium hidroksida membentuk larutan natrium karbonat dan air.
jawab :
CO2(g) + NaOH(aq) Na2CO3(aq) + H2O(l) (belum setara)
CO2(g) + 2NaOH(aq) Na2CO3(aq) + H2O(l) (setara)
Keterangan : NaOH dan Na2CO3 tergolong elektrolit kuat, maka ;
Persamaan ion lengkap :
CO2(g) + 2Na+(aq) + 2OH-(aq) 2Na+(aq) +CO32-(aq) + H2O(l)
Persamaan ion bersih :
CO2(g) + 2OH-(aq) CO32-(aq) + H2O(l)
B. SIFAT BERBAGAI MACAM ZAT
Ada tidaknya reaksi dapat diketahui melalui pengamatan. Namun demikian, jika mengetahui sifat-sifat zat yang dicampurkan, kita dapat menentukan terjadi-tidaknya reaksi. Untuk dapat meramalkan reaksi dalam larutan elektrolit, perlu pemahaman tentang berbagai hal berikut :
1. Jenis zat yang direaksikan
2. Kelarutan elektrolit
3. Kekuatan elektrolit
4. Senyawa-senyawa hipotesis
5. Deret keaktifan logam
1. Jenis Zat Pereaksi
a. Asam
Asam adalah zat-zat yang dalam air menghasilkan ion H+ dan ion sisa asam.
contoh :
HCl dan H2SO4 yang mengion sebagai berikut :
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
H2SO4(aq) 2H+(aq) + SO42-(aq)
b. Basa
Basa adalah zat-zat yang dalam air menghasilkan ion OH- dan suatu kation logam.
contoh :
NaOH dan Ca(OH)2
NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
Ca(OH)2(aq) Ca2+(aq) + 2OH-(aq)
c. Garam
Garam adalah suatu senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion asam.
contoh :
NaCl, Ca(NO3)2, dan Al2(SO4)3
NaCl(aq) Na+(aq) + Cl-(aq)
Ca(NO3)2(aq) Ca2+(aq) + 2NO3-(aq)
Al2(SO4)3(aq) 2Al3+(aq) + 3SO42-(aq)
d. Oksida Basa dan Oksida Asam
Senyawa yang tersusun dari suatu unsur dengan oksigen disebut oksida. Bergantung pada jenis unsurnya (logam atau nonlogam), oksida dapat dibedakan atas oksida logam dan oksida nonlogam. Oksida logam yang bersifat basa disebut oksida basa. Oksida nonlogam yang bersifat asam disebut oksida asam.
1. Oksida Basa
Oksida basa tergolong senyawa ion, terdiri dari kation logam dan anion oksida (O2-).
contoh :
Na2O dan CaO
Na2O mengandung ion Na+ dan O2-, sedangkan CaO terdiri dari ion Ca2+
dan O2-
2. Oksida Asam
Oksida asam merupakan senyawa molekul dan dapat bereaksi dengan air membentuk asam.
contoh :
Oksida Asam
Rumus Asam
SO2
H2SO3
SO3
H2SO4
N2O3
HNO2
N2O5
HNO3
e. Logam
Logam bertindak sebagai spesi yang melepas elektron. Pelepasan elektron akan menghasilkan ion logam. Jumlah elektron yang dilepaskan bergantung pada bilangan oksidasi logam tersebut.
contoh :
Natrium melepas 1 elektron membentuk ion Na+
Kalsium melepas 2 elektron membentuk ion Ca2+
2. Kelarutan Elektrolit
Semua asam mudah larut dalam air. Adapun basa dan garam ada yang mudah larut dan ada pula yang sukar larut.
3. Kekuatan Elektrolit
Asam basa yang tergolong elektrolit kuat adalah :
Asam kuat : HCl, H2SO4, HNO3, HBr, HI, dan HClO4
Basa kuat : NaOH, KOH, Ba(OH)2, Sr(OH)2, Ca(OH)2, Mg(OH)2
(semua basa dari golongan IA dan IIA, kecuali Be(OH)2).
4. Senyawa-senyawa Hipotesis
Beberapa senyawa yang tidak stabil dan peruraiannya adalah :
a. Asam
Asam karbonat (H2CO3) H2O(l) + CO2(g)
Asam nitrit (HNO2) H2O(l) + NO(g) + NO2(g)
b. Basa
Amonium hidroksida (NH4OH) H2O(l) + NH3(g)
Perak hidroksida (2AgOH) Ag2O(s) + H2O(l)
c. Garam
Besi (III) iodida (2FeI3) 2FeI2(aq) + I2(s)
Tembaga iodida (2CuI2) 2CuI2(s) + I2(s)
5. Deret Keaktifan Logam
Logam mempunyai kereaktifan yang berbeda-beda. Urutan kereaktifan dari beberapa logam, dimulai dari yang paling reaktif adalah sebagai berikut :
Li–K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Zn-Cr-Fe-Ni-Sn-Pb-(H)-Cu-Hg-Ag-Pt-Au
Sebelah kiri (H) lebih aktif dibandingkan sebelah kanan (H)
C. BERBAGAI JENIS REAKSI DALAM LARUTAN ELEKTROLIT
1. Reaksi-Reaksi Asam-Basa
a. Reaksi Asam dengan Basa
ASAM + BASA GARAM + AIR
b. Reaksi Oksida Basa dengan Asam
OKSIDA BASA + ASAM GARAM + AIR
c. Reaksi Oksida Asam dengan Basa
OKSIDA ASAM + BASA GARAM + AIR
d. Reaksi Amonia dengan Asam
NH3 + ASAM GARAM AMONIUM
2. Reaksi Pergantian (Dekomposisi) Rangkap
Reaksi pergantian (dekomposisi) rangkap dapat dirumuskan sebagai berikut :
AB + CD AD + CB
Senyawa AB dan CD dapat berupa asam, basa atau garam. Reaksi dapat berlangsung apabila AD atau CB atau keduanya memenuhi paling tidak satu dari kriteria berikut :
1. sukar larut dalam air
2. merupakan senyawa yang tidak stabil
3. merupakan elektrolit yang lebih lemah dari AB atau CD
3. Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.
a. Reaksi Logam dengan Asam Kuat Encer (ex : HCl dan H2SO4)
LOGAM + ASAM KUAT ENCER GARAM + GAS H2
b. Reaksi Logam dengan Garam
LOGAM L + GARAM MA GARAM LA + LOGAM M
Reaksi hanya akan berlangsung jika logam L terletak di sebelah kiri logam M dalam deret keaktifan logam (logam L lebih aktif daripada logam M).
D. STOIKIOMETRI REAKSI DALAM LARUTAN
1. Hitungan Stoikiometri Sederhana
mol = massa (gram) M = mol
Mr v (liter)
2. Hitungan Stoikiometri dengan Pereaksi Pembatas
Jika zat-zat yang direaksikan tidak ekivalen, maka salah satu dari zat itu akan habis lebih dahulu. Zat yang habis lebih dahulu itu kita sebut pereaksi pembatas.
contoh soal :
Hitunglah massa endapan yang terbentuk dari reaksi 50ml timbel(II) nitrat 0.1M dengan 50ml KI 0.1M (Pb = 207 ; I = 127)
jawab :
· Pb(NO3)2(aq) + 2KI(aq) PbI2(s) + 2KNO3(aq)
menentukan pereaksi pembatas
jumlah mol Pb(NO3)2 = 50ml x 0.1M
= 5 mmol
jumlah mol KI = 50ml x 0.1M
= 5 mmol
mol Pb(NO3)2 = 5/1 = 5
koefisien Pb(NO3)2
mol KI = 5/2 = 2.5
koefisien KI
pereaksi pembatas adalah KI karena hasil pembagi KI lebih kecil
· Jumlah mol PbI2 (endapan) yang terbentuk dibandingkan dengan jumlah mol pereaksi pembatas.
Mol PbI2 = ½ x mol KI
= ½ x 5 mmol
= 2.5 mmol
massa PbI2 = 2.5 mmol x 461 gr/mol
= 1152.5 mg
= 1.1525 gram
3. Hitungan Stoikiometri yang Melibatkan Campuran
Jika suatu campuran direaksikan, maka masing-masing komponen mempunyai persamaan reaksi sendiri. Pada umumnya hitungan yang melibatkan campuran diselesaikan dengan pemisalan.
contoh soal :
Sebanyak 5.1 gram campuran CaO – Ca(OH)2 memerlukan 150ml HCl 1M. Tentukanlah susunan campuran tersebut.
jawab :
CaO(s) + 2HCl(aq) CaCl2(aq) + H2O(l) …………………………………………... (1)
Ca(OH)2(s) + 2HCl(aq) CaCl2(aq) + 2H2O(l) …………………………………… (2)
misalkan massa CaO = x gram
dan massa Ca(OH)2 = (5.1 – x), maka
mol CaO = x gr
56 gr/mol
mol Ca(OH)2 = (5.1 – x)
74 gr/mol
mol HCl = 0.15 liter x 1M
= 0.15 mol
mol HCl untuk reaksi (1) = 2 x mol CaO
= 2 x x/56 mol
= x/28 mol
mol HCl untuk reaksi (2) = 2 x mol Ca(OH)2
= 2 x (5.1 – x) mol
74
= (5.1 – x) mol
37
Persamaan : x + (5.1 – x) = 0.15
28 37
37x + 142.8 -28x = 155.4
9x = 12.6
x = 1.4
Jadi, susunan campuran adalah :
CaO = x gram = 1.4 gram
Ca(OH)2 = (5.1 – x) gram = 3.7 gram
E. TITRASI ASAM BASA
Reaksi penetralan asam-basa dapat digunakan untuk menentukan kadar (konsentrasi) berbagai jenis larutan, khususnya yang terkait dengan reaksi asam-basa. Proses penetapan kadar larutan dengan cara ini disebut titrasi asam-basa.
Sejumlah tertentu larutan asam dengan volume trtentu dititrasi dengan larutan basa yang telah diketahui konsentrasinya menggunakan indikator sebagai penunjuk titik akhir titrasi. Titik ekivalen dapat diketahui dengan bantuan indikator (tepat habis bereaksi). Titrasi dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna, saat indikator menunjukkan perubahan warna disebut titik akhir titrasi.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO