PUISI KESETIMBANGAN KIMIA


Andai
(dikutip dari Buku berjudul “Belajar Kimia secara Menarik oleh Das Salirawati, dkk)

Andai …
Hidup ini bersifat reversible
Ku ingin hidupku kan fleksibel
Beradaptasi dimanapun hingga orang tak sebel

Andai …
Hidup ini selalu seimbang
Ku ingin melangkah tanpa bimbang
Hingga masa depanku kan berkembang

Andai …
Hukum kesetimbangan berlaku dalam diriku
Faktor apapun tak mampu ganggu kebahagiaanku
Ahh .. paling hanya sedikit menggeser keseimbangan hatiku

Andai …
Ada terpaan konsentrasi di reaktan hatiku
Ku coba tepis dengan langkah seribu
Tuk menuju ke arah produk batinku

Andai …
Hembusan nafas membelai endoterm kalbuku
Kan ku rengkuh tuk panasi tubuhku
Ciptakan eksoterm lelehkan kebekuanku

Andai …
Hadir katalis dalam asmara jiwaku
Pastikan kini dia telah jadi kekasihku
Tanpa harus keluarkan energi tuk merayu

Oh andaikan semua bisa diandai-andai
Semua impian bisa jadi realita
Namun hidup ini adalah nyata
Semua telah diatur yang Kuasa

BIOREMEDIASI


Bantulah ia tersenyum
*Oleh : Chaerani Azizah

smile up^^
Alam ini begitu indah. Jangan biarkan ia menampakkan kesedihan dalam raut wajahnya. Air, tanah, dan udara yang selalu memberikan kenikmatan untuk kita. Pantaskah kita biarkan ia cemberut akibat polutan-polutan yang tak pernah ia inginkan. Bantulah ia tersenyum :”)

 SEKILAS INFO
Dalam penelitian Mahasiswa Fakultas Sains & Teknik Universtitas Jenderal Soedirman Dhama Peni Lasari, dalam situs ESDM, Jakarta, Minggu (27/6/2010) disampaikan bahwa; limbah yang dihasilkan dari kilang minyak berupa limbah cair dan limbah padat. Produksi kilang minyak bumi sebanyak seribu barel per hari akan menghasilkan limbah padat (lumpur minyak) lebih dari 2,6 barel. Sedangkan di Indonesia, produksi kilang menghasilkan minyak bumi sekitar 1,2 juta barel per hari yang berarti menghasilkan limbah padat sebanyak 3.120 barel per hari dan dalam waktu satu tahun menghasilkan limbah sebanyak 1.3 juta barel, yang 285 ribu barel diantaranya adalah limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang mengandung n-alkana, parafin, hidrokarbon polinuklear aromatik, aromatik dan beberapa jenis logam berat seperti arsen (As), cadmium (Cd), krom (Cr), raksa (Hg), nikel (Ni), timbal (Pb), tembaga (Cu), dan seng (Zn).

Limbah minyak bumi tersebut berasal dari buangan hasil eksplorasi produksi minyak, pemeliharaan fasilitas produksi, fasilitas penyimpanan, pemrosesan, dan tangki penyimpanan minyak pada kapal laut. Limbah minyak bersifat mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif. Limbah minyak merupakan bahan berbahaya dan beracun (B3), konsentrasi maupun jumlahnya dapat mencemarkan dan membahayakan lingkungan hidup, serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya.

Sungguh ironis keadaan bumi tercinta ini. Pencemaran lingkungan oleh senyawa hidrokarbon minyak terus mengalami peningkatan yang menimbulkan dampak bagi kesehatan organisme hidup. Hal ini dikarenakan keegoisan manusia dalam memanfaatkan potensi alam tanpa memperdulikan akibat yang ditimbulkan dari hasil eksploitasi. Salah satu pencemaran tersebut adalah pencemaran yang ditimbulkan dari banyaknya tumpahan-tumpahan minyak bumi di lautan yang bahan utama kandungannya adalah hidrokarbon alifatik dan aromatik. 
PROSES TERCEMARNYA

Dampak negatif dari hasil limbah minyak bumi tersebut akan berlanjut kepada kesehatan manusia. Proses ini terjadi bermula dari tumpahan minyak bumi yang masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan laut. Sebagian larut dalam air, sebagian tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk ke dalam jaringan tubuh organisme laut (termasuk fitoplankton, ikan, udang, cumi-cumi, kerang, rumput laut dan lain-lain).

Polutan tersebut mengikuti rantai makanan mulai dari fitoplankton sampai ikan predator dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila polutan ini berada dalam jaringan tubuh organisme laut tersebut dalam konsentrasi yang tinggi, kemudian dijadikan sebagai bahan makanan maka akan berbahaya bagi kesehatan manusia.
 
Dengan adanya siklus pencemaran minyak bumi diatas, hasil limbah minyak bumi akan bardampak negatif bagi lingkungan hidup, kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Sehingga upaya penanggulangannya mutlak harus dilakukan.
Dalam hal ini, Pengolahan limbah secara biologi merupakan alternatif yang efektif dari segi biaya dan aman bagi lingkungan. Pengolahan dengan metode biologis disebut juga bioremediasi, yang dapat menjadi teknologi alternatif dalam menangani pencemaran yang diakibatkan oleh kegiatan pertambangan di Indonesia.

BIOREMEDIASI
Bioremediasi adalah proses bioteknologi yang memanfaatkan makhluk hidup khususnya mikroorganisme (jamur, bakteri) untuk menurunkan konsentrasi atau daya racun. Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

Mikroorganisme, terutama bakteri yang mampu mendegradasi senyawa yang terdapat di dalam hidrokarbon minyak bumi disebut bakteri hidrokarbonoklastik. Bakteri ini mampu men-degradasi senyawa hidrokarbon dengan memanfaatkan senyawa tersebut sebagai sumber karbon dan energi yang diperlukan bagi pertumbuhannya.

Bakteri hidrokarbonoklastik diantaranya adalah Pseudomonas, Arthrobacter, Alcaligenes, Brevibacterium, Brevibacillus , dan Bacillus. Bakteri-bakteri tersebut banyak tersebar di alam, termasuk dalam perairan atau sedimen yang tercemar oleh minyak bumi atau hidrokarbon. Kita hanya perlu mengisolasi bakteri hidrokarbonoklastik tersebut dari alam dan mengkulturnya, selanjutnya kita bisa menggunakannya sebagai pengolah limbah minyak bumi secara biologi dengan jalan bioremediasi.

Berdasarkan informasi yang didapat melalui hasil browsing di internet. Sejak tahun 1900an, masyarakat sudah menggunakan mikroorganisme untuk mengolah air pada saluran air. Saat ini, bioremediasi telah berkembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru menggunakan mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. 

PENELITIAN SEPUTAR BIOREMEDIASI
 
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati dkk dengan judul ‘khamir genus candida untuk bioremediasi lingkungan tercemar hidrokarbon’, mikroba yang digunakan dalam mendegradasi minyak yang telah mencemari air laut adalah mikroba dari genus Candida. Cara yang digunakan isolat Candida dalam mendegradasi minyak dengan memanfaatkan hidrokarbon minyak untuk pertumbuhan dengan memotong hidrokarbon alifatik dan aromatik.

Secara umum, proses pendegradasian minyak bumi yaitu pada saat isolat Candida melakukan biodegradasi pada hidrokarbon, Candida memproduksi biosurfaktan. Biosurfaktan adalah surfaktan yang disintesis oleh mikroorganisme, terutama jika mereka ditumbuhkan pada substrat yang tidak larut dalam air. Adanya surfakatan yang disintesis oleh mikroorganisme, minyak yang mencemari air laut dapat larut dalam air, dikarenakan surfaktan dapat mereduksi tegangan permukaan dan membentuk emulsi. Sehingga jumlah Candida yang telah dikembangkan pada laboratorium dapat digunakan untuk bioremediasi laut.

Institut Pertanian Bogor (IPB) menemukan teknologi bioremediasi yang lebih efektif untuk mengatasi limbah tambang. Peneliti dari Program Teknologi Tanah dan Lingkungan IPB, Dr Ir Dwi Andreas Santosa mengatakan di Bogor, teknologi itu memanfaatkan empat jenis bakteri lokal, yang mampu membersihkan limbah lumpur minyak empat kali lebih cepat dan menurunkan kadar merkuri hingga 98,5 persen.

Sumastri dalam penelitiannya menyatakan bahwa bakteri Pseudomonas stutzeri, P. Mallei, Bacillus alvei, B. Cereus, B. Sphaericus merupakan bakteri hasil seleksi yang tumbuh baik dalam lumpur minyak bumi dengan menggunakan campuran kascing, tanah dan pasir (pengomposan).

Penelitian lain dilakukan oleh Tutik Murniasih, Yopi, dan Budiawan. Studi tentang potensi bakteri laut pendegradasi poliaromatik hidrokarbon dilakukan terhadap beberapa isolat yang diisolasi dari air laut tercemar daerah pelabuhan Kumai. Uji tingkat biodegradasi terhadap senyawa fenantren dari isolat terpilih Pseudomonas sp Kalp3b22 terbukti dapat mendegradasi Fenantren sebesar 59,5% selama 29 hari kultivasi. Penentuan struktur senyawa hasil degradasi menunjukkan adanya senyawa 1-naftalenol pada akhir fermentasi.

Semua penelitian dengan menggunakan teknik bioremediasi, yang pertama dilakukan adalah mengaktifkan bakteri alami pengurai minyak bumi yang ada di dalam tanah yang mengalami pencemaran tersebut. Bakteri ini kemudian akan menguraikan limbah minyak bumi yang telah dikondisikan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan hidup bakteri tersebut. Dalam waktu yang cukup singkat kandungan minyak akan berkurang dan akhirnya hilang,
 
 BANTULAH IA TERSENYUM

Pembuatan artikel ini telah didapat dari beberapa sumber referensi, diharapkan dapat menambah ilmu kita dalam memperbaiki lingkungan yang mulai tercemar, dengan memanfaatkan makhluk hidup khususnya mikroorganisme untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun

Dengan kekayaan potensi mikroorganisme di Indonesia, kita pun dapat berharap pencemaran limbah di bumi tercinta ini dapat diatasi melalui teknologi bioremediasi. Alam pun akan tersenyum dengan pesona indahnya. Semoga artikel ini bermanfaat.

 *Mahasiswi FITK Pendidikan Kimia - UIN

LARUTAN BUFFER


Larutan buffer adalah:
a.
Campuran asam lemah dengan garam dari asam lemah tersebut.
Contoh:
- CH3COOH dengan CH3COONa
- H3PO4 dengan NaH2PO4
b.
Campuran basa lemah dengan garam dari basa lemah tersebut.
Contoh:
- NH4OH dengan NH4Cl

Sifat larutan buffer:
- pH larutan tidak berubah jika diencerkan.
- pH larutan tidak berubah jika ditambahkan ke dalamnya sedikit asam atau basa.
 
CARA MENGHITUNG LARUTAN BUFFER
1.
Untuk larutan buffer yang terdiri atas campuran asam lemah dengan garamnya (larutannya akan selalu mempunyai pH < 7) digunakan rumus:
[H+] = Ka. Ca/Cg
pH = pKa + log Ca/Cg
dimana:
Ca = konsentrasi asam lemah
Cg = konsentrasi garamnya
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
Contoh:
Hitunglah pH larutan yang terdiri atas campuran 0.01 mol asam asetat dengan 0.1 mol natrium Asetat dalam 1 1iter larutan ! Ka bagi asam asetat = 10-5
Jawab:
Ca = 0.01 mol/liter = 10-2 M
Cg = 0.10 mol/liter = 10-1 M
pH = pKa + log Cg/Ca = -log 10-5 + log-1/log-2 = 5 + 1 = 6

2.
Untuk larutan buffer yang terdiri atas campuran basa lemah dengan garamnya (larutannya akan selalu mempunyai pH > 7), digunakan rumus:
[OH-] = Kb . Cb/Cg
pOH = pKb + log Cg/Cb
dimana:
Cb = konsentrasi base lemah
Cg = konsentrasi garamnya
Kb = tetapan ionisasi basa lemah
Contoh:
Hitunglah pH campuran 1 liter larutan yang terdiri atas 0.2 mol NH4OH dengan 0.1 mol HCl ! (Kb= 10-5)
Jawab:
NH4OH(aq) + HCl(aq) ® NH4Cl(aq) + H2O(l)
mol NH4OH yang bereaksi = mol HCl yang tersedia = 0.1 mol
mol NH4OH sisa = 0.2 - 0.1 = 0.1 mol
mol NH4Cl yang terbentuk = mol NH40H yang bereaksi = 0.1 mol
Karena basa lemahnya bersisa dan terbentuk garam (NH4Cl) maka campurannya akan membentuk Larutan buffer.
Cb (sisa) = 0.1 mol/liter = 10-1 M
Cg (yang terbentuk) = 0.1 mol/liter = 10-1 M
pOH = pKb + log Cg/Cb = -log 10-5 + log 10-1/10-1 = 5 + log 1 = 5
pH = 14 - p0H = 14 - 5 = 9

PH Larutan


Menyatakan pH Larutan Asam
Untuk menyatakan nilai pH suatu larutan asam, maka yang paling awal harus ditentukan (dibedakan) antara asam kuat dengan asam lemah.

1.
pH Asam Kuat
Bagi asam-asam kuat ( a = 1), maka menyatakan nilai pH larutannya dapat dihitung langsung dari konsentrasi asamnya (dengan melihat valensinya).
Contoh:
1. Hitunglah pH dari 100 ml larutan 0.01 M HCl !
Jawab:
HCl(aq) ® H+(aq) + Cl-(aq)
[H+] = [HCl] = 0.01 = 10-2 M
pH = - log 10-2 = 2
2. Hitunglah pH dari 2 liter larutan 0.1 mol asam sulfat !
Jawab:
H2SO4(aq) ® 2 H+(aq) + SO42-(aq)
[H+] = 2[H2SO4] = 2 x 0.1 mol/2.0 liter = 2 x 0.05 = 10-1 M
pH = - log 10-1 = 1
 
2.
pH Asam Lemah
Bagi asam-asam lemah, karena harga derajat ionisasinya ¹ 1 (0 < a < 1) maka besarnya konsentrasi ion H+ tidak dapat dinyatakan secara langsung dari konsentrasi asamnya (seperti halnya asam kuat). Langkah awal yang harus ditempuh adalah menghitung besarnya [H+] dengan rumus :
[H+] = Ö ( Ca . Ka)
dimana:
Ca = konsentrasi asam lemah
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
Contoh:
Hitunglah pH dari 0.025 mol CH3COOH dalam 250 ml larutannya, jika diketahui Ka = 10-5
Jawab:
Ca = 0.025 mol/0.025 liter = 0.1 M = 10-1 M
[H+] = Ö (Ca . Ka) = 10-1 . 10-5 = 10-3 M
pH = -log 10-3 = 3


Menyatakan pH Larutan Basa
Prinsip penentuan pH suatu larutan basa sama dengan penentuan pH larutam asam, yaitu dibedakan untuk basa kuat dan basa lemah.




1.
pH Basa Lemah
Bagi basa-basa lemah, karena harga derajat ionisasinya ¹ 1, maka untuk menyatakan konsentrasi ion OH- digunakan rumus:
[OH-] = Ö (Cb . Kb)
dimana:
Cb = konsentrasi basa lemah
Kb = tetapan ionisasi basa lemah
Contoh:
Hitunglah pH dari 100 ml 0.001 M larutan NH4OH, jika diketahui tetapan ionisasinya= 10-5 !
Jawab:
[OH-] = Ö (Cb . Kb) = 10-3 . 10-5 = 10-4 M
pOH = - log 10-4 = 4
pH = 14 - pOH = 14 - 4 = 10


Larutan



LARUTAN adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya (daya ionisasinya), larutan dibedakan dalam dua macam, yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
Larutan ini dibedakan atas :

1. Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion (alpha = 1).
Contohnya :
a. Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
b. Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti: NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
c. Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain.

2. Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan harga derajat ionisasi sebesar: O < alpha < 1.
Contohnya :
a. Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain.
b. Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain.
c. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain.

Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak mengion).
Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
- Larutan urea
- Larutan sukrosa
- Larutan glukosa
- Larutan alkohol dan lain-lain